Thursday 21 February 2013

Sepercik Kisah

Sepercik kisah



Ini kisah cinta pertamaku yang begitu kaku
Pagi ini sangat lain seperti biasanya. Angel mengantarku berangkat kuliah pagi itu.
“Joe nanti pulangnya Angel jemput lagi ya ?” tawarnya.
“Hmm.. iya Ngel ..” jawabku.
Selama di kampus perasaanku tak tenang. Ada sesuatu yang mengganjal. Pikiranku melayang entah kemana. Tak satupun ilmu yang menempel di otakku.
***
Sampai di sore hari, tiba – tiba seorang kawan yang sudah lama menaruh hati padaku menelepon.
“Joe, aku jemput ya ..? mau nggak?”
Aku bingung. Tak mampu mengecewakan orang lain. Tapi di sisi lain aku sudah mengiyakan tawaran Angel untuk menjemputku sepulang kuliah.
Selama ini Angel selalu memaafkanku. Dikala aku membuatnya kecewa dan sakit hati. “Semoga kali ini dia pun memaafkanku …” pikirku.
“Oke, jemput di depan kampus ya ..” jawabku pada temanku itu.
Dan aku pun lekas mengirimkan sms pada Angel, dengan seribu alasan sekenanya.
Aku sama sekali tak merasa mengkhianati Angel. Karena status kami tidak pacaran. Kami hanya mantan pacar dimana hubungan indah itu sudah kandas 5 tahun yang lalu. Tapi Angel tak pernah meninggalkanku sendirian. Ia selalu ada kapanpun aku butuhkan.
Pada saat itu entah aku berfikir apa, namun tiba - tiba saja aku mematikan ponselku tanpa alasan, mungkin agar aku bisa sedikit lebih bebas dan berharap angel berfikir bahwa ponselku mati.
Setelah hari aku tidak mengaktifkan ponselku. Kubiarkan mati dan kusimpan di dalam lemari. Sampai di hari kedua, mendadak aku ingin sekali menyalakan ponselku. Setelah beberapa kawan berdemo di telepon rumahku bertanya kenapa ponselku mati. Setelah kunyalakan, masuklah 9 sms dan salah satunya dari Angel. Isinya,”Joe, nanti malam Angel main ke rumah ya, mau nonton acara dulu sama temen.” Tertanggal kemarin. Lalu masuk sms keduanya, isinya sebuah puisi. Hanya beberapa baris tapi sangat menyejukkan hatiku.
Tak terasa 5 tahun kita bersama,
Tawa itu, canda itu khas milikmu,
Menanti dirimu seperti menanti datangnya pelangi
Tak jelas kapan dan dimana datangnya,
Sayangku, jika aku mati ..
Maka kaulah cinta matiku ..
Keesokkan harinya aku merasakan galau yang luar biasa, perasaan ini jauh lebih tidak enak dari beberapa hari yang lalu. Sepulang dari kampus malam itu adikku menjemput. Aku memintanya mengantarku mencari Angel. Yang ku tahu Angel hanya suka berkumpul dengan rekan – rekannya di sebuah taman bermain. Ku cari dia disana. Namun tak kutemukan. Aku rasa tak mungkin bila sampai harus mendatangi rumahnya.
Lalu aku dan adikku memutuskan untuk pulang ke rumah. Sampai di rumah pun perasaanku masih sama. Tidak tenang, pikiranku kacau. Aku tak mengerti mengapa mendadak bayang- bayang Angel selalu terlintas di benakku beberapa hari ini. Padahal biasanya aku tak pernah peduli. Aku tak pernah mau tahu. Tapi ini beda. Perasaan ku tak karuan rasanya. Ingin marah, tapi buat apa? Ingin menangis pun aku tak punya alasannya.
Mama dan adik-adikku mengajakku bermain kartu. Mainan yang sering kami mainkan di kala sedang tak ada aktivitas. Aku yang biasa menang terus, mendadak menjadi kalah terus. Dan di saat yang sama mendadak aku menangis. Walau aku tak tahu kenapa. Rasanya tak mungkin jika hanya karena kalah main kartu.
“kamu tidur aja , kecape’an kali.” Ucap Mama.
“iya mungkin ma,,” jawabku sambil berjalan kearah kamar. Sampai di kamar aku pun tak langsung tidur. Aku berdoa, minta pada Tuhan agar menjaga Angel untukku. Dan kemudian aku pun terlelap.
Keesokkan paginya … pakde ku yang tinggal di sebelah rumah mengetuk pintu kamarku. Memanggil namaku dengan keras dari luar.
“Jooooooe bangun,, itu ada willy.”
Aku pun langsung melompat bangun dari pembaringanku yang hangat.
“Owh iyaa.. iya nih udah bangun. Suruh aja masuk dulu.” Teriakku dari arah dalam kamar.
Aku tak mandi lagi. Langsung kusambangi Willy yang notabene adalah sepupu Angel di kursi teras depan.
Wajah willy terunduk, aku langsung menyapanya.
“Oi Willy, tumben sendirian?” Tanya ku yang mungkin mengejutkannya.
Willy hanya mengangkat wajahnya. Memperlihatkan pipinya yang basah karena airmata. Lalu kembali menunduk.
“Loh? Kenapa? Angel mana Wil?” kuberondong dia dengan pertanyaan.
“Angel … Angel … udah disana Joe” Willy tertunduk lesu.
Setelah aku berfikir beberapa saat, ahirnya aku pun tersadar
Ya Tuhan? Apa ini mimpi? Setelah ku cubit pipiku dan kusadari bahwa ini bukan mimpi barulah aku menangis sejadi – jadinya. Sendi – sendiku lunglai. Dadaku sesak. Pikiranku melayang pada kenangan 5 tahun lalu. Saat ia mengucapkan salam perpisahan …
“Joe, ini karena alasan Angel sayang sama Joe.
Angel mau Joe bahagia di deket Angel.
Angel nggak mau hidup kita susah nantinya.
Sabar ya sayang, di saat Angel sudah siap,
Angel kembali buat dilamar Joe..”
^^^
Ku tatap nisan ini, tak sekalipun airmataku tak menetes kala ku menjenguknya. Aku datang bukan untuk menagih janji itu. Aku hanya ingin Angel tahu, kini ku tawarkan diriku untuk menyusulnya.
Buat Alm. Angelina..
Happy day love dear sayang …
and Happy Day Love Dear For Us
Sulit bagiku merasakan cinta orang lain, karena pernah kau cintai ^.^